Jumat, 29 Juli 2022 10:34 WIB

Ergonomi bagi Pekerja Kantor

Responsive image
6308
dr. Nia Widyanti Nasrul, Sp.Ok - RSUP Fatmawati Jakarta

Gangguan Otot Rangka atau disingkat gotrak adalah semua gangguan kesehatan dan cidera yang mengenai sistem gerak tubuh termasuk didalamnya otot, tendon, selaput tendon, ligament, tulang rangka, sendir, tulang rawan, bursa, spinal disc, pembuluh darah dan syaraf. Gotrak dapat berlangsung secara akut, intermiten kronis, ringan, berat hingga menyebabkan kecacatan.

Gotrak dapat disebabkan atau diperberat oleh berbagai faktor risko pekerjaan dan atau lingkungan kerja. Perlu diingat bahwa gotrak bukanlah cidera atau gangguan yang disebabkan oleh dampak langsung dari terjatuh terpukul, tabrakan, perkelahian. Gotrak kebanyakan adalah proses yang berlangsung terus menerus dan berulang.

Ergonomi pada pekerja kantor adalah cabang ilmu khusus untuk membahas pekerjaan yang banyak dilakukan di lingkungan kantor seperti pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk, mengetik, menghadapi komputer sehingga dirancang berbagai kebijakan untuk dapat membuat lingkungan kantor menjadi aman dan nyaman. Ergonomi menjadi penting untuk dibahas karena pekerja kantor berada di kantor selama 8 jam yang berarti bahwa 1/3 hari berada di lingkungan kantor dan gangguan kesehatan yang ada di kantor paling sering terjadi adalah gangguan otot rangka (gotrak). Pada prinsipnya ergonomi kantor adalah mencegah terjadinya cidera yang dapat berkembang sebagai penyakit.

Berbagai risiko ergonomi perkantoran yang disebabkan oleh posisi tubuh yang tidak ergonomis adalah:

  1. Computer Vision Syndrom
  2. Gangguan Otot Tulang Rangka yang terdiri dari postur janggal (awkward postures), gerakan berulang (repetitive movement), aktifitas statis (static loading), kekuatan (force), mechanical contact stress.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gotrak menurut American Industrial Hygiene Association yaitu:

  1. Lingkungan kerja, hal ini sangat berpengaruh pada kesehatan pekerja. Perancangan lingkungan kerja yang kurang baik akan dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan pekerja terutama gangguan otot rangka
  2. Mengurangi postur janggal, penting untuk dilakukan selama bekerja. Caranya adalah dengan mempertahankan posisi netral dan menghindari posisi ekstrim dengan jangka waktu yang lama.
  3. Meminimalisasi gerakan statis, Menurut Marvin Dainoff, Direktur Pusat Riset Ergonomi (Center for Ergonomic Research) pada Miami University Ohio, “Setiap postur yang tetap tanpa pergantian, akan menghasilkan kelelahan otot. Oleh sebab itu penting bagi pekerja untuk bergeser dan berganti posis dalam waktu tertentu selama bekerja.
  4. Hindari kontak tekanan (mechanical contact stress), tekanan dapat mengakibatkan permasalahan serius pada sistem sirkulasi dan saraf.
  5. Berisitirahat, hal ini sangat penting untuk dilakukan diantara mengerjakan tugas sehari-hari dalam bekerja. Istirahat yang tepat dan waktu yang cukup dapat meningkatkan produktivitas pekerja.
  6. Edukasi, peningkatan pengetahuan pada pekerja akan merubah pola kerja secara perlahan. Oleh sebab itu kita perlu memberikan edukasi pada pekerja secara berkala agar tecapai tujuan yang diinginkan yaitu pekerja sehat, bugar dan produktif.

 

Referensi :

Tresnaningsih, Erna.2016 Pedoman Ergonomi Perkantoran. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, .

Isbayuputra, Marsen. Bincang Kesehatan: mengenal Ergonomi di Perkantoran. 2021.

Muhyidin. Ergonomi Perkantoran (Office Ergonomic). 2020.