Jumat, 29 Juli 2022 10:43 WIB

Penanganan Narkolepsi

Responsive image
2618
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Pernahkah merasakan kantuk luar biasa di siang hari? Jangan anggap sepele, bisa jadi itu adalah tanda kalau sebenarnya menderita narkolepsi. Narkolepsi merupakan penyakit kronis yang berkaitan dengan pola tidur. Umumnya, seseorang juga akan merasakan lemas dan lelah di siang hari. Padahal baru saja bangun atau ingin memulai pekerjaan. Gangguan ini merupakan keterbalikan dari insomnia, dimana orang dengan narkolepsi sering merasa sulit untuk tetap terjaga untuk waktu yang lama, terlepas dari keadaannya. Narkolepsi dapat disertai dengan hilangnya tonus otot secara tiba-tiba atau cataplexy yang dapat dipicu oleh emosi yang kuat. Narkolepsi adalah kondisi kronis yang tidak ada obatnya. Namun, obat-obatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu seseorang mengelola gejalanya. Selain cataplexy yang telah disebutkan sebelumnya, narkolepsi mempunyai gejala yaitu rasa kantuk berlebihan saat siang hari dan bisa tertidur dimana saja dan kapan saja. Kondisi ini membuat seseorang akan mengalami penurunan kewaspadaan dan fokus sepanjang hari. Orang yang mengalami narkolepsi mengalami kesulitan untuk tetap terjaga pada kondisi apapun. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Pemeriksaan Narkolepsi

Pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan beberapa metode di bawah ini juga akan dilakukan untuk mendeteksi tingkat keparahan kondisi :

1.       Epworth Sleepiness Scale (ESS)

Dalam ESS, dokter akan menggunakan kuesioner untuk menilai besarnya kemungkinan pasien tertidur ketika melakukan aktivitas yang berbeda, seperti ketika duduk, membaca, atau menonton televisi. Skor kuesioner dapat menjadi salah satu acuan dokter untuk mendiagnosis dan mengukur keparahan kondisi.

2.       Polisomnografi

Dalam metode ini, dokter akan memantau aktivitas listrik otak (elektroensefalografi), jantung (elektrokardiografi), otot (elektromiografi), dan mata (elektrookulografi) saat pasien tidur, dengan memasang elektroda di permukaan tubuh pasien.

3.       Multiple Sleep Latency Test (MSLT)

MSLT digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh pasien untuk tertidur pada siang hari. Pasien akan diminta beberapa kali untuk tidur di siang hari dan diukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pasien mulai tertidur, serta dinilai juga fase tidurnya. Jika pasien dapat tidur dengan mudah dan memasuki fase tidur Rapid Eye Movement (REM) dengan cepat, maka pasien kemungkinan besar menderita narkolepsi.

4.       Pengukuran Tingkat Hipokretin

Pemeriksaan kadar hipokretin dilakukan dengan menggunakan sampel cairan otak dan  tulang belakang (cairan serebrospinal) yang diambil melalui prosedur pungsi lumbal (lumbar puncture), yaitu menyedot cairan dari tulang punggung bagian bawah dengan menggunakan jarum.

Penanganan Narkolepsi

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa kantuk di siang hari dan meningkatkan kualitas tidur di malam hari :

1.       Olahraga dengan Teratur

Olahraga bisa meningkatkan energi sekaligus menghindari tubuh dari stres serta rasa kantuk. Olahraga dengan teratur dan juga intensitas sedang terutama pada sore hari bisa membantu tidur lebih lelap saat malam hari.

2.       Mengurangi Stres

Stres terlalu berlebihan bisa meningkatkan rasa cemas dan kurang tidur sehingga sering mengantuk pada siang hari. Saat usia semakin bertambah, maka respons relaksasi sesudah stres juga akan berkurang dan sulit untuk dilakukan. Cara paling tepat untuk mengurangi stres adalah dengan yoga, menyisihkan waktu untuk liburan, dan juga istirahat cukup.

3.       Berhenti Merokok

Berbagai produk berbahan tembakau seperti rokok dan cerutu memiliki kandungan nikotin yang bisa merangsang saraf dan mengakibatkan gangguan pada pola tidur, mengantuk pada siang hari, serangan tidur siang hari dan juga sleep apnea. Dari penelitian yang sudah dilakukan ditemukan jika seorang perokok akan kesulitan untuk tidur dan tidak dapat tidur dengan nyenyak.

4.       Usahakan Tidur Malam Tanpa Terbangun

Tidur lelap sepanjang malam bisa mencegah kantuk dan juga mengurangi serangan tidur di siang hari atau narkolepsi. Apabila Anda terbangun saat tidur malam, maka usahakan untuk tidur kembali. Anda juga dapat mengubah suasana kamar tidur agar suasana baru tersebut bisa membuat tidur semakin pulas.

5.       Hindari Konsumsi Alkohol dan Makanan Gula

Narkolepsi juga dapat dihindari dengan cara tidak mengkonsumsi alkohol dan juga makanan manis atau gula 4 sampai 6 jam sebelum waktu tidur di malam hari. Alkohol dan juga rokok dapat menjadi stimulan yang akan membuat Anda terjaga pada malam hari.

6.       Membuat Jadwal Tidur

Buatlah jadwal tidur yang tetap mengenai jam bangun dan jam tidur malam. Ikuti jadwal yang sudah anda buat tersebut dengan baik sehingga tubuh akan terbiasa tidur dengan teratur dan terhindar dari narkolepsi.

7.       Buat Suasana Jadi Temaram

Suasana kamar tidur juga bisa membantu Anda tidur lebih lelap. Kurangi intensitas cahaya serta suara pada kamar tidur sebisa mungkin lalu tutup jendela kamar dan tirai supaya suasana kamar lebih redup. Cara lainnya adalah dengan memakai penutup mata untuk mengurangi cahaya dari luar dan jaga juga supaya suhu dalam ruangan tetap sejuk dan nyaman yaitu sekitar 25 derajat celcius.

8.       Hindari Beraktivitas di Tempat Tidur

Ubahlah kebiasaan Anda melakukan banyak aktivitas di atas tempat tidur seperti bekerja dengan laptop, membaca atau mengerjakan tugas selain digunakan untuk tidur. Apabila aktivitas di tempat tidur sering dilakukan, maka otak akan beranggapan jika tempat tidur adalah tempat untuk tetap terjaga dan melakukan banyak aktivitas dan bukan menjadi tempat untuk tidur. Hal inilah yang akan semakin meningkatkan narkolepsi.

9.       Konsumsi Sarapan Sehat

Melewati waktu sarapan akan membuat tubuh sepanjang hari. Sarapan menjadi waktu makan dalam penting dalam 1 hari penuh sehingga tidak boleh dilewati. Konsumsi berbagai menu sarapan sehat seperti telur, yoghurt, buah, sayuran dan juga sedikit protein tinggi serat serta rendah gula seperti oat dan sereal.

 

 

 

 

 

Referensi               :

Ghalvan Sahidu. 2020. Narkolepsi : Patofisiologi, Diagnostic dan Manajemen. Jurnal Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat.

Thorpy M.J. 2020. Recently Approved and Upcoming Treatments for Narcolepsy. CNS Drugs, 34 (1), pp. 9-27.

Mahoney, et al. 2019. The Neurobiological Basis of Narcolepsy. Nature Reviews. Neuroscience, 20 (2), pp. 83-93.

National Institute of Health. 2020. U.S. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Narcolepsy Fact Sheet.

National Helath Service UK. 2019. Health A to Z. Narcolepsy.

Children’s Hospital of Philadelphia. 2020. Narcolepsy.

Cleveland Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Narcolepsy in Children.