Jumat, 29 Juli 2022 12:08 WIB

Kanker dan Kejadian Trombosis

Responsive image
1266
dr. Pratiwi Indah Palupi - RSUP Fatmawati Jakarta

Pasien kanker memiliki risiko 4-6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum untuk mengalami trombosis (terbentuknya bekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah). Venous Thromboembolism (VTE) merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan kanker. Salah satu faktor risiko yang mempengaruhi kemungkinan mengalami pembekuan darah adalah jenis kanker yang dimiliki.

Beberapa jenis kanker yang memiliki risiko lebih tinggi terjadinya DVT adalah:

-         Kanker otak

-         Kanker kelenjar getah bening / limfoma

-         Kanker paru-paru

-         Kanker pankreas

-         Kanker ginjal

-         Kanker ovarium

Selain jenis kanker yang dimiliki, stadium keganasan, biomarker, dan jenis pengobatan yang didapatkan juga dapat meningkatkan risiko trombosis. Jika pasien dengan kanker menjalani prosedur pembedahan, rawat inap, mengalami infeksi serta memiliki gangguan pembekuan darah, hal tersebut dapat memperberat risiko terjadinya trombosis.

Kejadian trombosis pada pasien kanker memiliki konsekuensi yang berat. Salah satu tindakan pencegahan terhadap pasien dengan risiko tinggi trombosis adalah pemberian obat anti pembekuan darah / pengencer darah. Terapi tersebut memiliki risiko terjadinya perdarahan, dan tentunya akan membutuhkan perawatan di rumah sakit yang dapat menunda terapi definitif terhadap kanker yang diderita. Sehingga secara keseluruhan, kejadian trombosis pada pasien kanker dapat menurunkan tingkat kelangsungan hidup (survival)

Salah satu bentuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah tetap aktif meskipun anda sedang melawan kanker. Hal ini akan sangat membantu menjaga peredaran darah tetap mengalir lancar, sehingga mengurangi risiko terbentuknya gumpalan darah. Lakukan aktivitas kecil untuk menjaga kaki tetap bergerak. Contoh latihan fisik ringan yang dapat dilakukan adalah:

  1. Berjalan di tempat selama 30 detik hingga 1 menit.
  2. Sambil berpegangan pada dinding, berdiri dengan ujung jari kaki, lalu berdiri dengan tumit, ulangi bergantian sebanyak 5-10 kali.
  3. Berdiri bertumpu pada salah satu kaki ke depan, sambil meregangkan otot betis kaki yang di belakang. Tahan selama 20 detik, lalu ganti dengan kaki sebelahnya.

 

Referensi :

Brown A. Preventing VTE in hospitalized patients with cancer. Am J Health Syst Pharm 2012; 69(6), p. 469-481.

Horsted F, West J, Grainge MJ. Risk of venous thromboembolism in patients with cancer: a systematic review and meta-analysis. PloS Med 2012; 9(7), e1001275.

Blann AD, et al. Arterial and venous thrombosis in cancer patients. Card Res Practice 2011; p. 1-12.

Reitsma, Pieter H, Henri HV, Saskia M. Mechanistic view of risk factors for venous thromboembolism. Arteriosclerosis, thrombosis, and vascular biology 2012; 32.3; 563-568.

Goldhaber S, Fanikos J. Prevention of Deep Vein Thrombosis and Pulmonary Embolism. Circulation 2004; 110: e445-e447.