Ventilator mekanik merupakan salah satu alat bantu hidup pasien dalam bernapas agar pasien mampu mencukupi kebutuhan oksigen dalam tubuhnya. Hampir semua pasien di ICU merupakan pasien dengan gangguan ventilasi spontan, pola napas tidak efektif, dan gangguan pertuaran gas sehingga membutuhkan ventilator mekanik untuk membantunya bernapas dengan adekuat hingga pasien mencapai kesembuhannya. World Health Organitation (2020) dalam Cecep et al., (2023) mencatat setidaknya 50 Juta orang setiap tahun dirawat di ruang ICU dengan penyebab utama trauma dan infeksi, 40% diantaranya harus menggunakan Ventilator. Berdasarkan data yang diperoleh, di Indonesia tercatat sebanyak 3 Juta pasien yang dirawat di ICU tahun 2020, 40 - 45 % diantaranya menggunakan mesin ventilasi mekanik dengan angka kematian pasien terpasang ventilator atau tanpa ventilator 5-10% (Kemenkes RI, 2020; Cecep et al, 2023).
Penggunaan ventilator mekanik membuat keluarga dan pasien merasa cemas. Salah satu faktor munculnya kecemasan pada pasien dan keluarga adalah kurang edukasi atau kurang pengetahuan pasien dan keluarga mengenai ventilator mekanik yang seharusnya diberitahukan saat sebelum operasi atau sebelum tindakan intubasi, dikaji kembali saat pasien sudah sadar namun masih menggunakan ventilator, dan saat pasien sudah berhasil lepas dari ventilator. Komunikasi perawat-pasien selalu menjadi tantangan di ICU di mana pasien dibatasi oleh intubasi, sedasi, dan penyakit kritis yang mencegah pertukaran komunikasi secara verbal dan nonverbal <!--[if supportFields]> ADDIN ZOTERO_ITEM CSL_CITATION {"citationID":"8NJSD0Ji","properties":{"formattedCitation":"(Mortensen et al., 2019)","plainCitation":"(Mortensen et al., 2019)","noteIndex":0},"citationItems":[{"id":13,"uris":["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/9IW2NWAQ"],"itemData":{"id":13,"type":"article-journal","abstract":"Background: Sedation practice has evolved from deep to lighter or no sedation in mechanically ventilated patients in the intensive care unit (ICU). The care of conscious intubated patients constitutes a change in the nurse-patient interaction.\nObjective: We aimed to compare the perspectives of expert and competent nurses regarding their interaction with non-sedated mechanically ventilated ICU patients.\nMethod: The study had a qualitative comparative design applying semi-structured dyadic interviews. We interviewed ?ve pairs of expert and competent ICU nurses with respectively >8 and 2–3 years of ICU experience and performed qualitative content analysis to explore the two perspectives. Findings: We identi?ed four main categories illustrating complexities of nurse-patient interaction: Managing frustration, Attempting dialogue, Negotiating reality and Alleviating discomfort. Expert nurses expressed more frustration and ambivalence towards light sedation than competent nurses, who took awake patients for granted. All nurses experienced communication issues, demanding patients, and inability to provide adequate patient comfort.\nConclusion: Our study added to the knowledge of nurse-patient interaction by describing issues of frustration, ambivalence and insecurity in a contemporary context of minimal sedation. Expert nurses were mere concerned by awake patients than competent nurses. Lighter sedation in ICU requires better staffing and improved communication tools.","container-title":"Intensive and Critical Care Nursing","DOI":"10.1016/j.iccn.2019.01.004","ISSN":"09643397","journalAbbreviation":"Intensive and Critical Care Nursing","language":"en","page":"35-41","source":"DOI.org (Crossref)","title":"Caring for non-sedated mechanically ventilated patients in ICU: A qualitative study comparing perspectives of expert and competent nurses","title-short":"Caring for non-sedated mechanically ventilated patients in ICU","volume":"52","author":[{"family":"Mortensen","given":"Camilla Bekker"},{"family":"Kjær","given":"Maj-Brit Nørregaard"},{"family":"Egerod","given":"Ingrid"}],"issued":{"date-parts":[["2019",6]]}}}],"schema":"https://github.com/citation-style-language/schema/raw/master/csl-citation.json"} <![endif]-->(Mortensen et al., 2019)<!--[if supportFields]><![endif]-->. Ketidakpahaman pasien mengenai kondisi mereka setelah menggunakan ventilator mekanik atau setelah pasien terbangun dari penghentian sedasi membuat pasien bingung, gelisah, sehingga tidak kooperatif dalam proses penyapihan ventilator mekanik. Komunikasi yang berhasil dapat membantu pasien yang bergantung pada ventilalor pulih lebih cepat, sedangkan komunikasi yang tidak berhasil dapat menyebabkan pasien pulih lebih lambat (Karlsen, M. W, et al., 2023). Keluarga pasien yang bertemu pasien di waktu jam besuk juga merasa khawatir serta bingung cara berkomunikasi dengan pasien yang terpasang ventilator mekanik. Oleh karena itu, pasien harus menggunakan metode lain, baik non-vokal (misalnya gerak tubuh, ekspresi wajah) atau alat bantu komunikasi (misalnya tulisan, papan komunikasi, atau lainnya).
Kondisi pasien yang tidak kooperatif membuat proses penyapihan tidak tercapai, waktu penyembuhan pasien memanjang, length of stay bertambah. Sedangkan keluarga pasien yang cemas mengakibatkan rawan terjadi komplain. Komunikasi merupakan elemen penting dalam peran terapeutik perawat yang tidak dapat didelegasikan kepada orang lain. Situasi ini mungkin menantang perawat untuk menggunakan segala bentuk komunikasi seperti komunikasi pada pasien dengan ventilasi mekanik yang memiliki efek ganda yaitu pasien dan keluarga untuk menjamin kepuasan mereka terhadap perawatan yang diberikan melalui penyediaan informasi dan tetap memberikan penjelasan prosedur bahkan jika tidak ada tanggapan karena pesien tersedasi saat menggunakan ventilator (Geravandi, S. et al., 2018). Menurut Berger et al (2010) dalam Karlsen, M. W, et al (2023), komponen penting komunukasi yaitu proses saling mempengaruhi dan faktor kognitif-afektif. Pemberian edukasi terhadap pasien dan keluarga pasien sebelum dilakukan operasi atau sebelum dilakukan intubasi lalu kaji kembali saat pasien sudah terintubasi adalah hal utama yang harus dilakukan agar pasien mudah dalam beradaptasi dalam menggunakan ventilator mekanik sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien di area perawatan intensif.
Referensi:
American Thoracic Society. (2005). Patient Information Series: Mechanical Ventilation. (n.d.) www.thoracic.org diakses pada 15 April 2024 pukul 15.14
Berger, C. R., Roskos-Ewoldsen, D., & Roloff, M. (2010). Interpersonal dimensions of health communication (2nd ed.). SAGE Publications Inc
<!--[if supportFields]> ADDIN ZOTERO_BIBL {"uncited":[["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/VFH7NLME"],["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/D69MR5Z6"],["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/3R6ZZ8NH"],["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/U7UMJSTX"],["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/NY5RLUV8"]],"omitted":[],"custom":[]} CSL_BIBLIOGRAPHY <![endif]-->Cecep, C., Maryana, M., & Faizal, Kgs. M. (2023). Pengalaman Perawat dalam Proses Penyapihan Ventilator di Ruang ICU. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 5(2), 559–572. https://doi.org/10.37287/jppp.v5i2.1514
Geravandi, S., Soltani, F., Mohammadi, M. J., Alizadeh, R., Valipour, A., Hoseini, A., Rastegarimehr, B., Yari, A. R., Karimyan, A., & Ghomeishi, A. (2018). The effect of education on the nursing care quality of patients who are under mechanical ventilation in ICU ward. Data in Brief, 16, 822–827. https://doi.org/10.1016/j.dib.2017.11.090
Karlsen, M. W., Holm, A., Kvande, M. E., Dreyer, P., Tate, J. A., Heyn, L. G., & Happ, M. B. (2023). Communication with mechanically ventilated patients in intensive care units: A concept analysis. Journal of Advanced Nursing, 79(2), 563–580. https://doi.org/10.1111/jan.15501
Mortensen, C. B., Kjær, M.-B. N., & Egerod, I. (2019). Caring for non-sedated mechanically ventilated patients in ICU: A qualitative study comparing perspectives of expert and competent nurses. Intensive and Critical Care Nursing, 52, 35–41. https://doi.org/10.1016/j.iccn.2019.01.004
<!--[if supportFields]><![endif]-->