Masa remaja adalah periode transisi dari anak-anak menuju dewasa, yang menyebabkan perubahan dalam fisik dan hormon. Di fase ini, remaja perlu lebih memperhatikan pola makan dengan memilih makanan yang sehat untuk menjaga kesehatan tubuh mereka dan menghindari berbagai jenis penyakit. Pada masa remaja, terutama remaja awal, kebutuhan gizi yang cukup sangat penting untuk mendukung perkembangan tulang, otot, dan organ tubuh yang sedang tumbuh.
Makanan yang harus dikonsumsi sebaiknya mengandung keseimbangan gizi, seperti karbohidrat, protein, susu, sayuran, dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber nutrisi mikro yang kaya serat, vitamin, dan mineral, yang merupakan elemen penting untuk meningkatkan produksi energi pada sel otot. Manfaat mengonsumsi sayur dan buah bagi remaja termasuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, mendukung pertumbuhan tulang, membantu remaja tumbuh lebih tinggi, menjaga kesehatan mata, dan mendukung perkembangan sel-sel otak serta neuron.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar remaja mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sebanyak 400-600 gram setiap harinya. Rincian konsumsi tersebut terdiri dari 250 gram sayuran (yang setara dengan 2,5 porsi atau 2,5 gelas sayuran setelah dimasak dan disaring) dan 150 gram buah (yang setara dengan 3 buah pisang ukuran sedang, atau 1,5 potong pepaya ukuran sedang, atau 3 buah jeruk ukuran sedang). Sebagian besar dari total asupan sayur dan buah harus berupa sayuran. Sayur dan buah sangat penting sebagai sumber nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk mencukupi kebutuhan serat, vitamin, mineral, serta beberapa enzim yang bermanfaat bagi sistem pencernaan, kardiovaskuler, dan untuk mencegah timbulnya penyakit degeneratif.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap asupan buah dan sayur pada remaja. Lingkungan ini meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pentingnya peran keluarga dalam mengenalkan konsumsi buah dan sayur harus dimulai sejak usia dini bagi anak- anak atau remaja. Namun, pada kenyataannya, masalah utama yang dihadapi dalam konsumsi buah dan sayur adalah bahwa secara keseluruhan, tingkat konsumsi penduduk Indonesia masih berada di bawah batas yang dianjurkan. WHO menyarankan agar orang dewasa mengonsumsi antara 400 hingga 600 gram buah dan sayur setiap hari untuk mencegah penyakit serius. Selain itu, menurut Pedoman Gizi Seimbang, anjuran konsumsi buah dan sayur di Indonesia adalah 2 hingga 3 porsi buah yang setara dengan 150 gram per hari dan 3 hingga 5 porsi sayur yang setara dengan 250 gram per hari.
Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Buah dan Sayur
1. Sikap dan Niat
Sikap dipengaruhi oleh keyakinan seseorang terhadap hasil dari suatu tindakan, yang sering disebut sebagai keyakinan perilaku (behavioral beliefs). Sikap dan niat tersebut muncul karena adanya keyakinan dan penilaian yang positif terhadap manfaat konsumsi buah dan sayur. Sikap positif ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memperhatikan konsumsi buah dan sayur, karena niat untuk hidup lebih sehat menjadi lebih kuat.
Selanjutnya, sikap dan niat ini terbentuk dari berbagai sumber yang didapat seperti, pemahaman yang cukup, dan pengalaman terkait konsumsi buah dan sayur. Namun rendahnya niat remaja untuk mengonsumsi buah dan sayur sering disebabkan karena kurangnya edukasi dan pengaruh lingkungan yang lebih menyukai makanan cepat saji.
2. Pengaruh Sosial
Pengaruh sosial muncul karena individu memperoleh banyak informasi, memiliki pengetahuan yang cukup, serta telah mengalami langsung manfaat dari mengonsumsi buah dan sayur. Namun, masih banyak remaja yang kurang antusias untuk makan buah dan sayur karena minimnya pengetahuan dan pengaruh dari teman atau lingkungan yang lebih menyukai makanan cepat saji. Lingkungan keluarga dan teman memiliki dampak besar pada pola makan remaja. Ketika orang tua menyediakan buah-buahan di rumah dan menunjukkan kebiasaan makan yang sehat, remaja cenderung mengikuti perilaku tersebut. Sebaliknya, bila di rumah tidak terdapat sayuran atau buah, atau jika teman sebaya lebih cenderung memilih camilan berlemak, maka akan sulit bagi remaja untuk melakukan kebiasaan makan yang sehat.
3. Perilaku Terhadap Kebiasaan Makan Buah dan Sayur
Faktor yang mempengaruhi perilaku mencakup akses terhadap makanan sehat dan kemampuan untuk membelinya. Misalnya keterbatasan buah di kantin sekolah dan kantin hanya menyediakan makanan cepat saji atau jajanan tinggi lemak dan gula. Selain itu harga buah yang lebih mahal dibandingkan jajanan lain, sehingga remaja lebih memilih makanan yang murah dan mengenyangkan.
Dampak Rendahnya Konsumsi Buah dan Sayur
Kurangnya konsumsi buah dan sayur bisa menyebabkan berbagai gangguan Kesehatan seperti sembelit, obesitas, anemia, serta peningkatan risiko penyakit degeneratif seperti jantung koroner, kanker, dan diabetes mellitus. Kurangnya serat akan berdampak pada gangguan pencernaan dan daya tahan tubuh seseorang.
Strategi untuk Meningkatan Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja di Rumah
Referensi :
Kurniasari, R., & Hanifah, S. 2024. Pentingnya Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja. Jurnal Kesehatan Tambusai.
Kusmiyati, Rasmi, D. C., Sedijani, P., & Khairuddin. 2022. Penyuluhan tentang Pentingnya Konsumsi Buah untuk Menjaga Imunitas Tubuh. Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
Qibtiyah, M., Rosidati, C., & Siregar, M. H. 2021. Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja. Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas.