Jumat, 21 November 2025 10:44 WIB

Pemanfaatan AI dan Digitalisasi pada Layanan Kesehatan

Responsive image
10
Dini Yulia SKM MARS - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

AI (Artificial Intelligence/Kecerdasan Buatan) adalah teknologi yang meniru kemampuan komputer dan mesin dalam belajar, memahami, memecahkan masalah, mengambil keputusan, berkreasi, dan bertindak secara mandiri seperti manusia. AI mampu melihat dan mengenali objek, serta memahami dan merespons bahasa manusia. Selain itu, AI juga bisa belajar dari informasi serta pengalaman baru, memberikan rekomendasi yang berguna kepada pengguna dan ahli. Dengan demikian, AI dapat beroperasi secara mandiri, mengurangi keperluan untuk campur tangan manusia.

Dalam sektor kesehatan, pemanfaatan AI bertujuan meningkatkan efisiensi di berbagai proses, yang mencakup tugas administratif hingga perawatan pasien. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana AI dapat memberikan keuntungan bagi tenaga medis dan pasien:

  1. Administrasi : Penggunaan AI dan otomatisasi dapat membantu dalam melaksanakan banyak tugas rutin, memberi lebih banyak waktu bagi staf untuk melaksanakan aktivitas lain dan memberikan lebih banyak kesempatan untuk bertemu dengan pasien. Sebagai contoh, AI bisa membantu dokter dalam mencatat dan merangkum informasi untuk menjaga kelengkapan arsip medis. Selain itu, AI juga berkontribusi dalam pengkodean yang tepat dan memfasilitasi pertukaran informasi di antara departemen dan untuk keperluan penagihan.
  2. Asisten perawat virtual : Sebuah penelitian menemukan bahwa 64% pasien merasa nyaman menggunakan AI untuk mendapatkan akses 24 jam kapan saja terhadap jawaban yang diberikan oleh asisten perawat. Asisten perawat virtual berbasis AI, yang berwujud chatbot, aplikasi, atau antarmuka lain yang didukung oleh teknologi AI, dapat membantu menjawab berbagai pertanyaan dan membantu pasien melakukan jadwal kunjungan ke dokter.
  3. Operasi minimal invasif : Robot yang dilengkapi dengan AI dapat digunakan untuk menangani organ dan jaringan yang sensitif, guna mengurangi kehilangan darah, menurunkan risiko infeksi, dan mengurangi rasa sakit setelah operasi.
  4. Pencegahan penipuan : Penipuan di sektor layanan kesehatan sangat signifikan, dan penerapan AI dapat membantu mendeteksi pola yang tidak biasa atau mencurigakan dalam klaim asuransi, seperti penagihan untuk layanan atau prosedur mahal yang tidak dilaksanakan, unbundling (yakni penagihan setiap tahap prosedur seolah-olah terpisah), dan melakukan pengujian yang tidak perlu untuk memanfaatkan pembayaran asuransi.

Penggunaan AI dalam layanan kesehatan mungkin dapat membawa peningkatan dalam pemantauan kesehatan dan pencegahan penyakit. Dengan semakin populernya alat pemantau kesehatan dan kebugaran, semakin banyak orang yang menggunakan aplikasi untuk melacak dan menganalisis informasi mengenai kesehatan mereka. Mereka bisa berbagi data real-time ini dengan dokter untuk memantau kondisi kesehatan dan memberikan peringatan jika terdapat masalah.

Solusi berbasis AI, seperti aplikasi big data, algoritma pembelajaran mesin, dan teknik pembelajaran mendalam, juga bisa dimanfaatkan untuk membantu manusia dalam menganalisis akses ke data yang besar, mendukung pengambilan keputusan klinis dan hal-hal lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghabiskan waktu 18 bulan berdiskusi dengan para ahli di bidang etika, teknologi digital, hukum, dan hak asasi manusia, serta anggota Kementerian Kesehatan untuk menghasilkan laporan berjudul Ethics and Governance of Artificial Intelligence for Health. Laporan ini mengidentifikasi tantangan etika dalam penerapan AI di layanan kesehatan, serta merinci enam prinsip konsensus untuk memastikan AI beroperasi demi kepentingan masyarakat:

  1. Melindungi otonomi
  2. Mendorong keselamatan dan kesejahteraan manusia
  3. Memastikan transparansi
  4. Menumbuhkan akuntabilitas
  5. Memastikan kesetaraan
  6. Mempromosikan alat yang responsif dan berkelanjutan

Laporan dari WHO juga menyampaikan saran yang menjamin bahwa pengaturan AI dalam sektor kesehatan dapat mengoptimalkan potensi teknologi serta membuat tenaga kesehatan lebih bertanggung jawab dan responsif terhadap masyarakat dan individu yang mereka layani.

AI dan digitalisasi berpotensi merevolusi layanan kesehatan di Indonesia, menawarkan kesempatan untuk mengurangi kesalahan yang dilakukan manusia, mendukung tenaga medis dan staf, serta memberikan layanan kesehatan lebih efektif kepada pasien.

 

Referensi :

https://www.ibm.com/id-id/think/topics/artificial-intelligence

https://www.ibm.com/id-id/think/insights/ai-healthcare-benefits