Kamis, 20 November 2025 10:54 WIB

Pembibitan Tanaman dalam Mewujudkan RS yang Sehat dan Ramah

Responsive image
18
Instalasi Kesling dan K3 - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan memimiliki peluang besar dalam mendukung upaya pelestarian. Salah satu kegiatan yang mulai mendapatkan perhatian adalah pembibitan tanaman. Pembibitan merupakan proses awal dalam siklus pertumbuhan tanaman, yaitu menumbuhkan benih atau bagian tanamn menjadi bibit yang sehat dan siap tanam. Kegiatan ini dapt diintegrasikan dalam program pengelolaan ruang terbuka hijau di rumah sakit, tidak hanya untuk mempercantik lingkungan rumah sakit, tetapi juga untuk memberikan maanfaat ekologis dan kesehatan bagi penghuninya.

Tujuan utama dari pembibitan tanaman di rumah sakit tidak hanya terbatas pada penghijauan lingkungan. Banyak rumah sakit yang emanfaatkannya untuk menanam tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai dukungan terhadap pengobatan tradisional dan komplementer. Selain itu, pembibitan juga bisa menjadi sarana terapi hortikultura bagi pasien, terutamapasien rehabilitasi atau penderita gangguan mental. Aktivitas seperti menyamai benih, merawat tanaman, dan menyaksikan proses pertumbuhan tanamandapat memberikan efek yang menenangkan dan memicu emosi yang positif.

Jenis tanaman yang cocok dibibitkan di rumah sakit diantaranya yaitu tanaman obat seperti daun sirih, temulawak, dan lidah buadiantaranya yaitu tanaman obat seperti daun sirih, temulawak, dan lidah buaya, serta tanaman hias lainya yang mudah di rawat seperti tanaman lidah mertua da tanaman dolar. Jenis tanaman-tanaman tersebut tidak hanya indah, tetapi juga berfungsi menyaring udara dan memberikan kesan kesegaran. Dalam pelaksanaannya, pembibitan bisa dilakukan dengan sederhana, misalnya melalui penggunaan pot kecil, rak vertikal, atau green house mini di area terbuka rumah sakit. Dengan sistem penyemaian, penyiraman, dan perawatan rutin, kegiatan ini bisa dijalankan oleh tim kebersihan atau bahkan melibatkan pasien sebagai bentuk terapi aktif.

Meski demikian, implementasi pembibitan di rumah sakit juga menghadapi tantangan. Beberapa kendala yang umum dijumpai adalah keterbatasan ruang, minimnya tenaga terlatih, dan kurangnya perhatian dalam pemeliharaan. Untuk itu, diperlukan dukungan manajemen rumah sakit dalam bentuk kebijakan internal, pelatihan bagi staf, serta kolaborasi dengan komunitas atau dinas pertanian setempat. Dengan manajemen yang baik, kegiatan ini dapat berkembang menjadi program rutin yang mendukung sistem kesehatan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, pembibitan tanaman di lingkungan rumah sakit merupakan langkah kecil yang membawa dampak besar. Selain menciptakan ruang yang hijau dan nyaman, kegiatan ini juga dapat menunjang proses penyembuhan pasien secara alami, menambah edukasi lingkungan, dan membentuk citra rumah sakit yang humanis serta peduli terhadap keberlanjutan.

 

Referensi :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

WHO. (2017). Healing Environment and the Role of Green Spaces in Health Care Facilities.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2018). Pedoman Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Rumah Sakit.

Santosa, D. A. (2021). Terapi Hortikultura dan Manfaatnya dalam Kesehatan Mental. Universitas Gadjah Mada.

Departemen Pertanian RI. (2019). Panduan Praktis Pembibitan Tanaman Obat dan Hortikultura.

Sumber foto : Humas-RSO