Diabetes melitus termasuk salah satu isu kesehatan besar di Indonesia, dengan angka kejadian yang terus bertambah tiap tahun. Salah satu komplikasi serius dari penyakit ini adalah ulkus diabetikum, yaitu luka kaki kronis yang sulit sembuh dan bisa berakhir amputasi jika tidak ditangani dengan tepat. Banyak orang belum menyadari bahwa proses penyembuhan luka pada penderita diabetes sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah status gizi dan asupan nutrisi yang tepat.
Pemenuhan nutrisi bagi penderita diabetes tidak hanya penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, tetapi juga berperan dalam mempercepat pemulihan jaringan serta memperkuat sistem kekebalan tubuh agar lebih tahan terhadap infeksi. Konsumsi protein, vitamin, mineral, dan serat dalam proporsi seimbang mendukung proses pembentukan sel baru sekaligus memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan. Selain itu, penerapan pola makan sehat dengan memperhatikan jumlah, jenis, dan jadwal makanan mampu mencegah terjadinya lonjakan maupun penurunan gula darah yang bisa memperparah kondisi luka. Dengan demikian, pemahaman mengenai peran gizi yang tepat menjadi faktor penting dalam mencegah sekaligus mengelola komplikasi diabetes, sehingga kualitas hidup penderita dapat tetap terjaga secara optimal.
Jumlah penderita diabetes melitus di negara berkembang meningkat seiring perubahan pola makan masyarakat. Pola konsumsi tradisional yang sehat, tinggi serat, rendah lemak, dan rendah kalori bergeser menjadi pola makan modern yang lebih tinggi kalori, banyak karbohidrat sederhana, lemak, serta rendah serat. Ditambah gaya hidup kurang aktif, kondisi ini menjadi faktor utama meningkatnya prevalensi diabetes.
Ulkus diabetikum tidak hanya menurunkan kualitas hidup, tetapi juga meningkatkan risiko amputasi, yang di Indonesia dilaporkan dapat mencapai 30% dari kasus ulkus. Padahal sekitar 80% kasus amputasi sebenarnya dapat dicegah dengan penanganan yang tepat, termasuk melalui pemenuhan gizi seimbang untuk mendukung proses penyembuhan luka.
Nutrisi memiliki peran penting dalam penyembuhan luka, terutama pada penderita diabetes melitus. Protein dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan tubuh dan bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam tanpa kulit, tahu, dan tempe. Vitamin C membantu pembentukan kolagen sekaligus melindungi sel sebagai antioksidan, banyak terdapat pada jeruk, jambu biji, pepaya, dan sayuran hijau. Mineral zink juga berperan dalam mempercepat pertumbuhan sel dan meningkatkan daya tahan tubuh, yang dapat diperoleh dari daging sapi, seafood, kacang-kacangan, serta biji-bijian. Selain itu, asupan cairan yang cukup, minimal 8 gelas air putih per hari, penting untuk menjaga hidrasi dan memperlancar aliran darah. Jika kebutuhan nutrisi tersebut tidak terpenuhi, penyembuhan luka bisa terhambat, risiko infeksi meningkat, dan perbaikan jaringan menjadi lebih lambat.
Oleh karena itu, pemenuhan gizi seimbang sangat diperlukan bagi penderita diabetes untuk mendukung proses pemulihan dan mencegah komplikasi. Pola makan sehat, dibarengi dengan kontrol gula darah serta pemeriksaan kesehatan secara teratur, akan membantu menjaga kualitas hidup penderita tetap baik.
Faktor Risiko
Diabetes melitus dipengaruhi oleh 2 (dua) kelompok faktor risiko, yaitu dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang bisa diubah antara lain obesitas (IMT ?23 kg/m²), hipertensi (>140/90 mmHg), kurang aktivitas fisik, dislipidemia (HDL <35 mg/dL atau trigliserida >250 mg/dL), serta pola makan tidak sehat tinggi gula dan rendah serat. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta gaya hidup kurang aktif juga meningkatkan risiko, dengan obesitas sebagai faktor paling dominan yang berhubungan dengan resistensi insulin.
Sementara itu, faktor yang tidak dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan DM, ras atau etnis, riwayat diabetes gestasional, melahirkan bayi dengan berat >4 kg, maupun riwayat lahir dengan berat <2.500 gram. Risiko juga meningkat seiring bertambahnya usia. Wanita lebih berisiko karena cenderung mengalami peningkatan IMT, serta perubahan hormonal menjelang menstruasi dan setelah menopause yang memengaruhi distribusi lemak tubuh.
Gejala
Gejala diabetes melitus terbagi menjadi akut dan kronis.
1. Gejala Akut
- Polifagia (banyak makan)
- Polidipsia (banyak minum)
- Poliuria (sering buang air kecil, terutama malam hari)
- Nafsu makan meningkat tetapi berat badan menurun cepat (5-10 kg dalam 2-4 minggu)
- Mudah lelah
2. Gejala Kronis
- Kesemutan, rasa panas, tertusuk jarum, atau baal pada kulit
- Kram, cepat lelah, dan sering mengantuk
- Pandangan kabur
- Gigi mudah goyah atau tanggal
- Penurunan fungsi seksual, bahkan impotensi pada pria
- Pada ibu hamil : sering keguguran, kematian janin dalam kandungan, atau
melahirkan bayi dengan berat >4 kg
Diagnosis
Terdapat empat pemeriksaan utama untuk menegakkan diagnosis diabetes, yaitu :
- Glukosa plasma puasa
- Glukosa plasma 2 jam setelah TTGO 75 g
- HbA1c
- Glukosa darah acak (disertai gejala klasik diabetes)
Asupan Nutrisi Sehat Bagi Penderita Diabetes
1. Asupan Zat Gizi dan Serat
Masyarakat dianjurkan untuk menerapkan pola makan sehat guna mencegah diabetes, terutama diabetes tipe 2. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga keseimbangan asupan makanan, yaitu mengonsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah cukup serta meningkatkan konsumsi serat, disertai dengan aktivitas fisik atau olahraga teratur. Respon glikemia terhadap makanan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jumlah karbohidrat, jenis gula, karakteristik pati, metode memasak dan pengolahan, bentuk makanan, serta kandungan zat gizi lainnya.
Selain itu, penting juga untuk membatasi konsumsi makanan olahan, minuman manis, serta gorengan yang tinggi lemak jenuh karena dapat mempercepat peningkatan kadar gula darah. Sebaliknya, memperbanyak konsumsi sayur, buah, biji-bijian utuh, dan protein sehat seperti ikan atau kacang-kacangan akan membantu menjaga kadar gula tetap stabil. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, khususnya cek gula darah, juga sangat dianjurkan agar masyarakat dapat lebih dini mengetahui kondisi kesehatannya dan segera melakukan upaya pencegahan bila ditemukan risiko diabetes.
2. Asupan Karbohidrat dan Serat
Karbohidrat sangat berpengaruh terhadap kadar gula darah. Gula olahan seperti gula pasir dan minuman manis cenderung cepat meningkatkan gula darah, sedangkan karbohidrat dari makanan berserat seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh membuat kenaikan gula darah lebih lambat. Hal ini berkaitan dengan Indeks Glikemik (IG), di mana makanan dengan IG rendah lebih aman bagi penderita diabetes karena tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis.
Selain itu, asupan serat juga penting untuk membantu mengontrol gula darah, menurunkan lemak darah, serta menjaga kesehatan jantung. Jumlah serat yang dianjurkan adalah sekitar 15-20 gram per 1000 kkal per hari, yang bisa diperoleh dengan rutin mengonsumsi sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan makanan sumber serat lainnya.
3. Asupan Lemak
Tujuan diet yang utama dalam kaitannya dengan lemak makanan pada penyandang DM adalah membatasi asupan lemak jenuh dan kolesterol dari makanan. Penderita diabetes sebaiknya lebih hati-hati terhadap makanan yang banyak mengandung kolesterol dan lemak. Batasi konsumsi makanan berlemak seperti daging berlemak, seafood tertentu, keju, es krim, gorengan, serta camilan atau makanan olahan dalam kemasan.
Selain itu, hindari juga lemak yang berasal dari minyak yang diproses berulang kali atau makanan cepat saji, karena bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Dengan memilih makanan yang lebih sehat, penderita diabetes dapat menjaga gula darah tetap stabil sekaligus melindungi kesehatan jantung.
4. Asupan Vitamin C
Vitamin C yang dikenal sebagai antioksidan yang berperan membantu menurunkan kadar gula darah, menjaga fungsi pembuluh darah, serta melindungi tubuh dari kerusakan sel.
Vitamin C banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan, seperti bayam, daun singkong, tomat, pepaya, jeruk, dan mangga. Dengan rutin mengonsumsi makanan sumber vitamin C, penderita diabetes bisa menjaga daya tahan tubuh sekaligus mengurangi risiko komplikasi penyakit.
Selain menjaga asupan gizi, penderita diabetes juga disarankan untuk membatasi konsumsi garam. Jumlah garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, terutama bagi mereka yang juga memiliki tekanan darah tinggi.
Referensi :
Azrimaidaliza. 2011. Asupan Zat Gizi dan Penyakit Diabetes Mellitus. Staf Pengajar Program Studi Ilmu kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Fatimah, R. N. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2.
Phonna, L., Surianti, & Roslaini. 2025. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Peran. Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Widiasari, K. R., Wijaya, I. K., & Saputra, A. P. 2021. Diabetes Melitus Tipe 2. Ganesha Medicina Journal.