Cedera sumsum tulang belakang sering mengakibatkan gangguan neurogenik kandung kemih yang memengaruhi penyimpanan, pengosongan urine, atau keduanya. Masalah pengosongan urine menyebabkan retensi urine dan perlunya kateterisasi, sementara masalah penyimpanan mengakibatkan inkontinensia urine yang mengakibatkan kebersihan yang buruk, kerusakan kulit, dan isolasi sosial. Pasien juga dapat mengalami tekanan kandung kemih yang tinggi akibat hiperaktivitas detrusor atau komplians kandung kemih yang rendah, yang dapat menyebabkan kerusakan saluran kemih bagian atas. Tujuan pengobatan adalah untuk memungkinkan penyimpanan bertekanan rendah dan pengosongan yang memadai guna melindungi saluran kemih bagian atas dari kerusakan dan mempertahankan kontinensia urine.
Kateterisasi intermiten bersih (CIC) dianggap sebagai standar emas bagi pasien dengan disfungsi kandung kemih neurogenik dan retensi urin. Prosedur ini sederhana dan cepat, membantu pasien memastikan pengosongan kandung kemih yang adekuat sehingga fungsi ginjal tetap terjaga. Prosedur ini meningkatkan kemandirian pasien dan mengurangi hambatan aktivitas dan fungsi seksual dibandingkan dengan penggunaan kateter uretra indwelling. Selain itu, penggunaan CIC yang efektif membutuhkan kemampuan fungsional dan frekuensi yang konsisten, yang menekankan pentingnya penyesuaian rekomendasi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pasien.
Apa Itu Kateterisasi Mandiri?
Kateterisasi mandiri adalah cara untuk mengosongkan kandung kemih saat Anda kesulitan buang air kecil. Kateterisasi mandiri, juga disebut kateterisasi bersih intermiten (Clean Intermittent Catheterization) atau kateterisasi mandiri intermiten (Intermittent Self Catheterization), melibatkan pemasangan selang tipis berongga ke dalam kandung kemih melalui uretra. Urine (kencing) dialirkan keluar dari kateter ke toilet atau wadah penampung. Ketika kandung kemih kosong, kateter akan dilepas. Langkah-langkah ini diulangi secara berkala beberapa kali sehari (biasanya setiap empat hingga enam jam).
Kapan Seseorang Perlu Melakukan Kateterisasi Mandiri?
Kondisi kesehatan tertentu dapat menyulitkan Anda untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Masalah kontrol kandung kemih yang mungkin memerlukan kateter lebih mungkin terjadi jika Anda memiliki:
Bagaimana Cara Kerja Kateterisasi Mandiri?
Kateterisasi mandiri adalah cara bagi orang dengan kondisi medis tertentu untuk mengosongkan kandung kemih mereka. Kateterisasi mandiri melibatkan penggunaan kateter (tabung tipis yang dapat ditekuk) untuk mengalirkan urine langsung dari kandung kemih secara berkala sepanjang hari. Urine dialirkan melalui kateter ke toilet atau wadah penampung.
Beberapa orang perlu melakukan kateterisasi sendiri karena inkontinensia urin atau kebocoran urine, sementara yang lain memerlukannya karena pembedahan atau kondisi medis lain yang mencegah mereka mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
Tidak mampu menguras kandung kemih dapat menyebabkan:
Bagaimana Saya Harus Mempersiapkan Diri Untuk Kateterisasi Mandiri?
Bagaimana Cara Melakukan Kateterisasi Mandiri?
Langkah-langkah untuk melakukan kateterisasi mandiri adalah:
Berapa Kali Sehari Saya Harus Melakukan Kateterisasi Mandiri?
kateterisasi bersih intermiten (Clean Intermittent Catheterization) atau kateterisasi mandiri intermiten (Intermittent Self Catheterization) Dilakukan empat hingga enam kali sehari atau setiap empat hingga enam jam.
Apakah Menyakitkan Melakukan Kateterisasi Mandiri?
Mungkin sedikit tidak nyaman. Jika Anda mengalami rasa sakit, hubungi dokter Anda karena bisa jadi itu pertanda infeksi atau masalah lain.
Apa Yang Harus Saya Lakukan Setelah Selesai Melakukan Kateterisasi Mandiri?
Pembersihan merupakan langkah penting dalam mencegah infeksi. Selalu cuci tangan Anda setelah selesai. Semua kateter hanya sekali pakai, jadi Anda dapat membuangnya di tempat sampah.
Apa Manfaat Dari Kateterisasi Mandiri?
Kateterisasi mandiri adalah cara yang efektif dan aman untuk menjaga kesehatan kandung kemih Anda. Urine perlu dikeluarkan dari tubuh Anda. Kandung kemih yang tidak dikosongkan sepenuhnya dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan seperti infeksi dan kerusakan ginjal. Meskipun mungkin terasa menakutkan pada awalnya, mempelajari kateterisasi mandiri dapat membantu dan bahkan meningkatkan kualitas hidup Anda karena Anda tidak khawatir tentang inkontinensia atau gejala saluran kemih lainnya.
Apa Saja Risiko Atau Komplikasi Potensial Dari Kateterisasi Mandiri?
Meskipun kateterisasi mandiri aman, tetap ada risiko infeksi. Itulah mengapa mengikuti petunjuk perawatan sangat penting. Risiko kateterisasi mandiri meliputi:
Kapan Saya Harus Menghubungi Penyedia Layanan Kesehatan?
Anda harus menghubungi penyedia layanan kesehatan jika Anda mengalami:
Referensi :
Bladder & Bowel Community (U.K.). Intermittent Self Catheterisation
Saumya, et al. 2024. Adherence of spinal cord injury patients in the community to self-clean intermittent catheterization (CIC) within 12 months of discharge following rehabilitation: A telephone survey. The Jurnal of Spinal Cord Medicine.
Jacqui, Catherine, Fiona, Mandy. 2021. Intermittent catheter techniques, strategies and designs for managing long?term bladder conditions. Cochrane Database
Royal Devon University Healthcare. 2025. Clean intermittent self-catheterisation (CISC) for females.
Cleveland Clinic.Catheterization (Clean Intermittent Catheterization) (https://my.clevelandclinic.org/health/procedures/15434-clean-intermittent-catheterization). Diaskes 20/09/2025
Sumber gambar: