Selasa, 30 April 2024 11:56 WIB

Tanya Jawab Seputar Ventilator

Responsive image
3250
Melinda Diah Asmoro, S.Kep., Ners - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Beberapa poin informasi mengenai ventilator mekanik sebaiknya memang diedukasikan kepada pasien dan keluarga sebelum pasien dilakukan intubasi atau sebelum pasien menjadi operasi yang mana proses pemulihannya akan tetap menggunakan ventilator mekanik. Hal itu untuk mempersiapkan pasien dan keluarga saat pasien menjalani pemulihan atau perawatan di ICU dengan terpasang ventilator mekanik. Tidak kalah pentingnya, komunikasi yang tepat dan adekuat harus terjalin antara pasien dengan petugas kesehatan di ICU/SICU dan antara pasien dengan keluarga untuk meminimalisasi terjadinya kecemasan bahkan frustrasi pada pasien dengan ventilator mekanik. Diharapkan dengan diberikan edukasi dan komunikasi yang adekuat tersebut pasien dapat mudah beradaptasi, cepat proses penyapihan ventilator, hingga cepat pemulihannya.

1.      Mengapa perlu menggunakan ventilator mekanik?

Untuk mengantarkan oksigen ke paru-paru dan seluruh tubuh, untuk membantu paru-paru membuang carbon dioksida, untuk memudahkan kerja otot pernapasan karena beberapa pasien tidak dapat bernapas dengan mudah akibat trauma kepala atau keadaan penurunan kesadaran seperti coma, adanya kerusakan di tukang belakang, dan kelemahan otot pernapasan.

2.      Bagaimana ventilator mekanik berkerja?

Ventilator dihubungkan ke pasien dengan selang ET (endotracheal tube) ke dalam mulut atau hidung pasien turun ke tenggorokan. Ketika dokter memasukkan ET ke dalam tenggorokan pasien, hal tersebut yang dinamakan intubasi. Beberapa pasien memerlukan operasi untuk dilubangi di leher mereka lalu diberi tube yang dihubungkan dengan ventilator, hal itu dinamakan tracheostomy. Ventilator meniupkan oksigen ke paru-paru pasien yang dapat membantunya melakukan seluruh pernapasan atau hanya sebagian pernapasan pasien. Ventilator dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah lebih tinggi dibandinkan yang dibandingkan melalui masker atau alat tarapi oksigen lainnya, dapat memberikan tekanan positif yang membantu paru-paru tetap terbuka agar kantung udara tidak kolaps, dan dapat memudahkan pengambilan lendir jika reflek batuk pasien lemah.

3.      Bagaimana pasien dengan ventilator dimonitor?

Setiap pasien yang menggunakan ventilator di ICU akan dihubungkan dengan bedsite monitor yang dapat mengukur detak jantung, laju pernapasan, tekanan darah, dan saturasi oksigen. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan rontgen dada dan pengambilan sampel darah untuk analisa gas darah, dari hasil penunjang tersebut akan dinilai status pasien dan intervensi sesuai kebutuhan pasien.

4.      Berapa lama ventilator digunakan?

Beberapa pasien mungkin hanya menggunakan ventilator selama beberapa jam atau hari, sementara pasien lainnya mungkin memerlukan ventilator lebih lama.

5.      Bagaimana yang pasien rasakan ketika menggunakan ventilator?

Penggunakan ventilator mungkin menyebabkan ketidaknyamanan direa mulut hidung tenggorokan. Pasien tidak dapat berbicara sementara karena terdapat balon yang dikembangkan di tenggorokan melalui pita suara, setelah selang ET dilepas pasien akan bisa berbicara Kembali. Pasien juga tidak bisa makan melalui mulut jika selang ET terpasang, sehingga pasien akan dipasang selang NGT atau OGT (naso/oral gastric tube) yang disalurkan ke lambung untuk mempermudah pemberian nutrisi pada pasien yang terpasang ventilator mekanik. Pasien yang menggunakan ventilator akan diberi obat penenang dan obat anti nyeri agar pasien merasa lebih nyaman.

6.      Apa saja resiko dari penggunaan ventilator mekanik?

(a) Infeksi, dikarenakan ET dapat menjadi jalur utama bakteri masuk ke paru-paru dengan mudah, biasanya adalah pneumonia.

(b) Pneumothorax, terkadang bagian paru-paru yang lemah menjadi terlalu penuh dnegan udara dan mulai bocor, kebocoran tersebut memungkinkan udara masuk ke ruang kosong antara paru-paru dan dinding dada.

(c) Kerusakan paru-paru, tekanan oksigen yang diberikan terlalu tinggi membahayakan paru-paru.

 

Referensi:

American Thoracic Society. (2005). Patient Information Series: Mechanical Ventilation. (n.d.) www.thoracic.org diakses pada 15 April 2024 pukul 15.14

Berger, C. R., Roskos-Ewoldsen, D., & Roloff, M. (2010). Interpersonal dimensions of health communication (2nd ed.). SAGE Publications Inc

<!--[if supportFields]> ADDIN ZOTERO_BIBL {"uncited":[["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/VFH7NLME"],["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/D69MR5Z6"],["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/3R6ZZ8NH"],["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/U7UMJSTX"],["http://zotero.org/users/local/T4UOMqfK/items/NY5RLUV8"]],"omitted":[],"custom":[]} CSL_BIBLIOGRAPHY <![endif]-->Cecep, C., Maryana, M., & Faizal, Kgs. M. (2023). Pengalaman Perawat dalam Proses Penyapihan Ventilator di Ruang ICU. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 5(2), 559–572. https://doi.org/10.37287/jppp.v5i2.1514

Geravandi, S., Soltani, F., Mohammadi, M. J., Alizadeh, R., Valipour, A., Hoseini, A., Rastegarimehr, B., Yari, A. R., Karimyan, A., & Ghomeishi, A. (2018). The effect of education on the nursing care quality of patients who are under mechanical ventilation in ICU ward. Data in Brief, 16, 822–827. https://doi.org/10.1016/j.dib.2017.11.090

Karlsen, M. W., Holm, A., Kvande, M. E., Dreyer, P., Tate, J. A., Heyn, L. G., & Happ, M. B. (2023). Communication with mechanically ventilated patients in intensive care units: A concept analysis. Journal of Advanced Nursing, 79(2), 563–580. https://doi.org/10.1111/jan.15501

Mortensen, C. B., Kjær, M.-B. N., & Egerod, I. (2019). Caring for non-sedated mechanically ventilated patients in ICU: A qualitative study comparing perspectives of expert and competent nurses. Intensive and Critical Care Nursing, 52, 35–41. https://doi.org/10.1016/j.iccn.2019.01.004

<!--[if supportFields]><![endif]-->