Jumat, 28 Juni 2024 13:31 WIB

Managemen Kondisi Darurat Medis pada Ibu Hamil dalam Penerbangan

Responsive image
205
dr. Michael William Ramschie - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Penanganan kondisi darurat medis pada ibu hamil selama penerbangan, yang melibatkan kesiapan kru kabin dan protokol medis yang tepat. Kami akan mengulas contoh kasus, prosedur penanganan, kebijakan dari IATA dan ICAO, serta pentingnya pelatihan bagi kru pesawat untuk memastikan keselamatan ibu hamil dan janinnya.

Penerbangan komersial melibatkan penumpang dari berbagai latar belakang kesehatan, termasuk ibu hamil. Meskipun sebagian besar perjalanan udara berlangsung tanpa insiden medis, kondisi darurat dapat terjadi, memerlukan penanganan cepat dan efektif. Kesiapan menghadapi kondisi darurat medis pada ibu hamil menjadi krusial untuk menjaga keselamatan mereka dan janin.

Beberapa contoh kasus berikut menggambarkan kondisi darurat medis yang dapat terjadi pada ibu hamil dalam penerbangan:

1. Preeklamsia : Seorang ibu hamil mengalami peningkatan tekanan darah yang signifikan disertai dengan gejala seperti sakit kepala parah dan gangguan penglihatan.

2. Perdarahan Vaginal : Seorang penumpang hamil mengalami perdarahan mendadak, menandakan kemungkinan keguguran atau plasenta previa.

3. Persalinan Prematur : Seorang ibu hamil memasuki fase persalinan dini sebelum pesawat mencapai tujuan.

 

Prosedur Penanganan

Penanganan kondisi darurat medis pada ibu hamil memerlukan langkah-langkah yang sistematis dan koordinasi antara kru kabin, penumpang medis, dan layanan darurat di darat.

1. Identifikasi dan Penilaian :

  • Pemeriksaan Awal : Kru kabin harus segera mengidentifikasi gejala darurat dan menenangkan ibu hamil.
  • Panggilan Medis : Menggunakan sistem komunikasi di pesawat untuk menghubungi petugas medis darat atau memanggil penumpang yang memiliki latar belakang medis.

2. Intervensi Awal :

  • Preeklamsia : Menurunkan tekanan darah dengan posisi tidur berbaring di sisi kiri dan memberikan oksigen jika diperlukan.
  • Perdarahan Vaginal : Posisi kaki lebih tinggi dari kepala, memastikan ibu hamil tetap tenang, dan mempersiapkan untuk pendaratan darurat jika kondisi memburuk.
  • Persalinan Prematur : Menyediakan area privasi, membantu ibu hamil dengan teknik pernapasan, dan mempersiapkan peralatan darurat untuk kelahiran.

3. Koordinasi dengan Layanan Medis Darat :

  • Memberikan laporan medis yang jelas dan detail kepada petugas darat.
  • Menyiapkan pendaratan darurat jika diperlukan untuk mengakses layanan medis lebih cepat.

4.  Peralatan Medis di Pesawat :

  • Kit Medis : Setiap pesawat harus dilengkapi dengan kit medis yang mencakup obat-obatan dasar, peralatan untuk pertolongan pertama, dan panduan medis.
  • Pelatihan Kru : Kru kabin harus menerima pelatihan berkala tentang penanganan darurat medis, termasuk komplikasi kehamilan.

 

Kebijakan Berdasarkan IATA dan ICAO

IATA (International Air Transport Association) dan ICAO (International Civil Aviation Organization) memiliki kebijakan dan rekomendasi yang relevan untuk penanganan kondisi darurat medis pada ibu hamil selama penerbangan.

1. Kebijakan IATA :

  • IATA merekomendasikan maskapai penerbangan untuk memiliki pedoman yang jelas mengenai penanganan medis darurat, termasuk bagi ibu hamil.
  • Penumpang yang hamil lebih dari 36 minggu biasanya disarankan untuk tidak terbang kecuali ada keperluan mendesak dan dengan persetujuan dokter.
  • Maskapai harus memastikan kru kabin mendapatkan pelatihan khusus dalam penanganan situasi medis yang mungkin terjadi, termasuk penggunaan peralatan medis yang tersedia di pesawat.

2. Kebijakan ICAO :

  • ICAO menetapkan standar dan praktik yang disarankan untuk keselamatan penerbangan, termasuk penanganan medis darurat.
  • u  Dokumen ICAO Annex 9 - Facilitation, merekomendasikan bahwa maskapai penerbangan harus memfasilitasi bantuan medis yang memadai selama penerbangan.
  • u  ICAO juga menekankan pentingnya peralatan medis di pesawat dan pelatihan kru dalam protokol medis dasar.

 

Pentingnya Pelatihan dan Persiapan

Pelatihan yang tepat bagi kru kabin sangat penting untuk menangani kondisi darurat medis pada ibu hamil. Pelatihan ini mencakup:

  • u  Simulasi Keadaan Darurat : Menggunakan skenario realistis untuk melatih kru dalam penanganan berbagai kondisi medis.
  • u  Pembaruan Pengetahuan : Memberikan informasi terbaru tentang prosedur medis dan kebijakan keselamatan penerbangan.
  • u  Kerjasama dengan Tenaga Medis : Mengundang dokter atau tenaga medis untuk memberikan pelatihan langsung dan berbagi pengalaman.

Manajemen kondisi darurat medis pada ibu hamil dalam penerbangan memerlukan kesiapan, keterampilan, dan kerjasama yang baik antara kru kabin dan tenaga medis. Dengan prosedur penanganan yang tepat dan pelatihan berkala, risiko yang dihadapi oleh ibu hamil selama penerbangan dapat diminimalkan, memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka. Adopsi praktik-praktik ini akan meningkatkan keselamatan penerbangan dan memberikan kepercayaan kepada ibu hamil yang bepergian dengan pesawat.

 

Referensi :

International Air Transport Association (IATA). (n.d.). **Medical Manual**. Retrieved from [IATA website](https://www.iata.org/en/publications/medical-manual/)

International Civil Aviation Organization (ICAO). (2017). **Annex 9 - Facilitation**. Retrieved from [ICAO website](https://www.icao.int/)

Jenkins, K., & Bloor, M. (2007). **Women’s health: Issues for medical professionals in flight**. *Journal of Travel Medicine*, 14(2), 117-125.

Silverman, D., & Gendreau, M. (2009). **Medical issues associated with commercial flights**. *The Lancet*, 373(9680), 2067-2077.

Aerospace Medical Association. (2018). **Medical Guidelines for Airline Travel**. Retrieved from [Aerospace Medical Association website](https://www.asma.org/publications/medical-guidelines-for-airline-travel)