Impaksi gigi adalah kondisi di mana gigi gagal tumbuh ke posisi normal karena adanya hambatan dari gigi lain, tulang, atau jaringan patologis. Ada dua jenis impaksi:
Jika tidak ditangani, impaksi dapat memicu infeksi, abses, atau kerusakan gigi lainnya.
Penyebab Impaksi Gigi
1. Faktor Lokal:
2. Faktor Sistemik:
Klasifikasi Impaksi Gigi
1. Berdasarkan hubungan dengan ramus mandibula:
2. Berdasarkan kedalaman gigi pada tulang:
3. Berdasarkan sumbu panjang gigi:
Indikasi Bedah
Operasi dilakukan jika terjadi:
1. Perikoronitis dan Abses Perikoronal (peradangan atau infeksi jaringan sekitar gigi, sering terjadi pada geraham ketiga bawah).
2. Karies (gigi impaksi memicu kerusakan gigi di dekatnya).
3. Penyakit periodontal (sisa makanan yang terjebak memicu penyakit gusi dan resorpsi tulang).
4. Kista dan tumor odontogenik (kista atau tumor dapat berkembang dari folikel di sekitar gigi impaksi).
Prosedur Bedah
1. Odontektomi
Odontektomi dilakukan dengan cara membuka flap mucoperiosteal, disertai dengan pengurangan tulang yang menghalangi di sekeliling akar gigi dengan tatah atau bur. Pada beberapa kasus dilakukan pemotongan gigi secara terencana untuk mempermudah pengambilan gigi dan diakhiri dengan pengembalian jaringan lunak ke posisi semula dengan jahitan. Prosedur ini ideal dilakukan saat akar gigi terbentuk sempurna.
2. Operkulektomi
Pengangkatan jaringan gusi di atas gigi yang terimpaksi sebagian. Metode ini cocok untuk gigi dengan angulasi dan ruang erupsi yang baik.
3. Germektomi
Pengangkatan benih gigi yang belum tumbuh sempurna, biasanya dilakukan untuk mencegah gangguan pertumbuhan gigi lainnya.
Perawatan Pasca Operasi
1. Pemberian obat-obatan: antibiotik, analgesik, anti-inflamasi, dan multivitamin.
2. Diet cair atau lunak selama masa penyembuhan.
3. Kebersihan mulut: berkumur dengan antiseptik seperti klorheksidin 0,2% atau saline hangat.
4. Kompres dingin dan hangat: Kompres dingin selama 24 jam pertama dan kompres hangat setelah 48 jam untuk mengurangi bengkak.
5. Kontrol pasca operasi: Dilakukan pada hari ketiga, ketujuh, dan seterusnya untuk memantau pemulihan.
Referensi:
American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (AAOMS). (2021). Wisdom Teeth Management. 1–3. https://myoms.org/wp-
content/uploads/2019/09/Ebook_Wisdom_Teeth_R.pdf
Kemenkes. (2022). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Impaksi Gigi.
Jdih.Kemkes.Go.Id, NOMOR HK.0, 1–125.
Rahayu, S. (2014). E-Journal Widya Kesehatan dan Lingkungan Odontektomi, Tatalaksana Gigi Bungsu Impaksi. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan, 1(2), 81–89.
Renton, T., & Wilson, N. H. F. (2016). Problems with erupting wisdom teeth: Signs,
symptoms, and management. British Journal of General Practice, 66(649), e606–e608. https://doi.org/10.3399/bjgp16X686509
Santosh, P. (2015). Impacted mandibular third molars: Review of literature and a proposal of a combined clinical and radiological classification. Annals of Medical and Health
<!--[if gte vml 1]>