Kamis, 04 September 2025 10:50 WIB

Mengenal Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Responsive image
178
Novi Maulina - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur atau fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir. Kelainan ini terjadi karena gangguan perkembangan jantung saat janin masih dalam kandungan. Penyakit Jantung Bawaan (PJB) bisa ringan dan tidak menimbulkan gejala, namun dapat juga berat dan memerlukan penanganan medis segera setelah lahir.

Penyebab

Penyebab Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak-anak adalah kelainan jantung yang sudah ada sejak lahir (kongenital), penyebab lain meliputi :

1.      Penyakit otot jantung atau pembesaran otot jantung (kardiomiopati).

2.      Penurunan pasokan darah ke jantung (iskemia).

3.      Penyakit katup jantung.

4.      Detak jantung tidak teratur (aritmia jantung).

5.      Blok jantung

6.      Obat-obatan dan racun.

7.      Jumlah sel darah merah rendah (anemia).

8.      Infeksi

9.      Efek samping obat, terutama dari obat yang digunakan untuk mengobati kanker.

10.   Penyakit ginjal kronis.

11.   Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal).

Gejala

Gejalanya dapat muncul sedikit berbeda pada setiap anak, gejalanya dapat meliputi :

1.   Pembengkakan (edema) pada kaki, pergelangan kaki, tungkai bawah, perut (abdomen), hati dan vena leher.

2.   Kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas yang disertai napas cepat, mengi atau batuk berlebihan.

3.   Merasa lelah

4.   Keringat berlebih saat makan, bermain atau berolahraga.

5.   Sifat lekas marah.

Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi :

1.  Pemeriksaan fisik

2.  Tes darah dan urin

3.  Rontgen dada

4.  Elektrokardiografi (EKG)

5.  Ekokardiografi (Echo)

6.  Kateterisasi jantung

Penanganan

Penanganan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak tergantung penyebab, tingkat keparahan yang meliputi :

1.    Obat-obatan

  • Diuretik untuk mengurangi cairan berlebih.
  • Inhibitor ACE untuk menurunkan beban kerja jantung.
  • Beta-Blocker untuk mengatur denyut jantung.

2.    Tindakan medis atau bedah.

  • Operasi jantung untuk memperbaiki kelainan bawaan.
  • Implantasi alat bantu pacu jantung.
  • Transplantasi jantung pada kasus berat.

3.    Perubahan gaya hidup dan pemantauan

  • Nutrisi yang tepat dan pemantauan berat badan.
  • Pembatasan aktivitas fisik sesuai anjuran dokter.
  • Kontrol rutin ke dokter jantung anak.

Pencegahan

Pencegahan terbagi menjadi pencegahan primer, sekunder, dan tersier, tergantung pada kondisi anak meliputi :

1.   Pencegahan primer (mencegah terjadinya gagal jantung).

a.  Pemeriksaan kehamilan dan deteksi dini kelainan bawaan.

b.  Imunisasi lengkap

c.  Pencegahan dan pengelolaan penyakit infeksi.

d.  Nutrisi dan gizi yang baik.

e.  Hindari paparan zat berbahaya.

2.   Pencegahan sekunder (deteksi dan penanganan dini).

a.  Skrining jantung pada anak dengan faktor risiko.

b.  Pemeriksaan rutin untuk anak dengan penyakit sistemik.

c.  Penanganan dini kelainan jantung.

3.   Pencegahan tersier (mencegah perburukan dan komplikasi).

a.  Pengobatan sesuai anjuran dokter.

b.  Pengawasan nutrisi dan aktivitas.

c.  Kontrol berkala dan rehabilitasi jantung anak.

d.  Dukungan psikologis dan edukasi keluarga.

Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, anak dengan penyakit jantung bawaan dapat berkembang dengan baik. Namun, beberapa kasus memerlukan pengawasan jangka panjang atau tindakan lanjutan.

Penyakit jantung bawaan pada anak adalah kondisi serius tetapi dapat dikelola dengan baik jika didiagnosis sejak dini. Orang tua perlu waspada mengenali gejala dan segera membawa anak ke dokter bila terdapat tanda-tanda mencurigakan.

 

Referensi :

Lestari Dhina Lydia. 2023. Penyakit Jantung Bawaan pada AnakScientific Journal. Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang Sumatera Barat.

Alfyana Nadya Rahmawati. 2011. Hubungan Penyakit Jantung Bawaan dengan Perkembangan Anak Usia 0-5 Tahun di Unit Perawatan Jantung RS dr. Kariadi Semarang. Jurnal Kesmadaska Keperawatan Kusuma Husada Surakarta.