Kamis, 04 September 2025 10:57 WIB

Mengenal Preeklampsia

Responsive image
199
Promosi Kesehatan Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan sering disertai adanya protein dalam urin (proteinuria) setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai organ, termasuk ginjal, hati, otak, dan plasenta. Preeklampsia merupakan bagian dari spektrum hipertensi dalam kehamilan, yang juga mencakup hipertensi gestasional dan eklampsia.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti preeklampsia belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa menyebutkan adanya masalah pada pembentukan dan fungsi plasenta. Faktor risiko yang diketahui antara lain :

Faktor Risiko Ibu

1.   Kehamilan pertama

2.   Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya.

3.   Riwayat keluarga dengan preeklampsia.

4.   Kehamilan dengan bayi kembar.

5.   Usia ekstrem saat hamil (di bawah 18 atau di atas 35 tahun).

6.   Obesitas

7.   Penyakit kronis antara lain hipertensi, diabetes mellitus, penyakit ginjal, lupus, dan lain sebagainya.

Faktor Plasenta

Masalah dalam pembentukan pembuluh darah plasenta sehingga aliran darah ke janin terganggu.

Gejala

Preeklampsia dapat berkembang tanpa gejala. Namun, gejala umum yang sering muncul meliputi :

1.   Tekanan darah tinggi (?140/90 mmHg).

2.   Proteinuria (protein dalam urin).

3.   Pembengkakan (edema), terutama di wajah dan tangan.

4.   Penambahan berat badan mendadak.

5.   Sakit kepala hebat.

6.   Gangguan penglihatan (seperti pandangan kabur atau cahaya berkelap-kelip).

7.   Nyeri perut bagian atas (biasanya di bawah tulang rusuk sebelah kanan).

8.   Mual dan muntah.

9.   Penurunan jumlah urin.

Komplikasi

Jika tidak ditangani, preeklampsia bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih parah seperti :

1.   Eklampsia

Suatu kondisi di mana preeklampsia disertai kejang. Ini adalah keadaan darurat medis yang bisa membahayakan ibu dan janin.

2.   Sindrom HELLP

Merupakan komplikasi berat preeklampsia yang meliputi :

a.   Hemolysis (penghancuran sel darah merah).

b.   Elevated Liver Enzymes (peningkatan enzim hati).

c.   Low Platelets (penurunan jumlah trombosit).

3.   Plasenta Lepas (Solusio Plasenta)

Kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir, yang bisa menyebabkan perdarahan dan gangguan aliran oksigen ke janin.

4.   Persalinan Prematur

Preeklampsia sering kali memerlukan persalinan lebih awal demi menyelamatkan ibu dan janin.

5.   Kerusakan Organ

Terutama pada ginjal, hati dan otak.

Pemeriksaan

Pemeriksaan preeklampsia didasarkan pada :

1.   Pengukuran tekanan darah.

2.   Pemeriksaan urin (untuk melihat kadar protein).

3.   Tes darah (untuk mengevaluasi fungsi hati, ginjal dan jumlah trombosit).

4.   USG kehamilan (untuk memantau pertumbuhan janin dan aliran darah plasenta).

Penanganan

Penanganan preeklampsia tergantung pada tingkat keparahan dan usia kehamilan.

1.   Pemantauan Ketat

a.   Istirahat total atau terbatas.

b.   Memantau tekanan darah secara rutin.

c.   Menjalani pemeriksaan laboratorium secara berkala.

d.   Menjaga asupan nutrisi dan cairan.

2.   Obat-obatan

a.   Anti-hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.

b.   Kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru janin jika persalinan dini diperlukan.

c.   Magnesium sulfat untuk mencegah kejang.

 

Referensi :

Yoeantafara Alodiea, Santi Martini. 2017. Pengaruh Pola Makan terhadap Kadar Kolesterol Total. Jurnal MKMI Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Sulayfiyah Nili Tri, dkk. 2024. Hubungan Pengetahuan Gizi terhadap Pengontrolan Kadar Kolesterol. Indonesian Health Science Journal. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Nazhatut Thullab Al-Muafa Sampang.