Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Di pasaran Indonesia terdapat rokok bakar pada umumnya dan rokok elektrik termasuk vape. Beberapa zat berbahaya yang terkandung dalam rokok adalah nikotin, karbon monoksida, tar, hydrogen sianida, benzene, formaldehid, arsenic, cadmium, dan ammonia (Alodokter, 2024a). Banyaknya masalah kesehatan yang ditimbulkan, bahkan dalam setiap iklan dan kemasan rokokpun sudah disematkan peringatan bahwa rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. Selain penyakit tersebut masih banyak permasalahan kesehatan yang disebabkan rokok, salah satunya adalah gangguan kepadatan tulang atau osteoporosis dan gangguan musculoskeletal yang masih jarang menjadi perhatian bagi Sebagian orang. Ironisnya, kandungan nikotin dalam rokok memiliki sifat adiktif yang memberikan kenyamanan bagi perokok sehingga sulit untuk berhenti merokok (Alodokter, 2024b).
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI yang dikutip dari Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, perokok di Indonesia setidaknya mencapai 70 juta orang dengan jenis kelamin pria mendominasi sebanyak 73,2% dan Wanita 7,4%. Sedangkan perokok usia remaja (10-18 tahun) mencapai 7,4% dari total perokok (SehatNegeriku, 2024). Di wilayah ASEAN sendiri, Indonesia menduduki peringkat pertama konsumsi rokok, dengan 278,85 milliar rokok yang dikonsumsi di tahun 2024. Peringkat jumlah klaim BPJS tertinggi tahun 2023 dimenangkan oleh penyakit jantung dan stroke dengan 20 juta klaim BPJS dengan biaya Rp23,52 triliun, disusul kanker sebanyak Rp4,5 triliun. Kedua penyakit tersebut diungkap menjadi salah satu penyebab defisit BPJS yang mana berhubungan dengan penggunaan rokok (GoodStats, 2024).
Dalam artikel ahli ortopedi yang dikutip dalam OrthoInfo (2024), menjelaskan pengaruh buruk rokok pada tulang mengakibatkan tulang menjadi lebih rentan pada osteoporosis dan patah, serta memperlama proses penyembuhan gangguan muskuloskeletal. Dalam artikel tersebut juga disebutkan bahwa 30-40% perokok lebih rentan terkena patah tulang panggul dibanding bukan perokok. Selain membahas rokok bakar, artikel tersebut juga menyinggung bahwa rokok elektrik seperti vape memiliki pengaruh yang sama terhadap kepadatan tulang dan gangguan muskuloskeletal, meskipun masih perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait kesimpulan tersebut.
Dalam jurnal Al-Bashaireh, et al. (2018), nikotin dalam rokok secara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada kepadatan tulang. Secara langsung, nikotin mengganggu proses pembentukan tulang (osteogenesis) dan pembentukan pembuluh darah (angiogenesis) yang mana mengganggu keseimbangan aktivitas sel pembentuk tulang (osteoblast) dan sel pemecah tulang (osteoclast). Peningkatan jumlah osteoclast mengakibatkan proses resorpsi atau penghancuran jaringan tulang meningkat. Di sisi lain, rokok menurunkan kerja osteoblast sehingga proses pembentukan tulang lebih lambat. Akibatnya, kepadatan tulang menjadi menurun. Sedangkan secara tidak langsung, proses penurunan kepadatan tulang berlangsung dari berbagai aspek. Seperti penurunan napsu makan dan nutrisi tubuh yang penting bagi pembentukan tulang; peningkatan kortisol yang dapat menurunkan absorbsi kalsium di usus dan ginjal; penurunan kadar estrogen yang berperan dalam menjaga kekuatan rangka tulang baik pada pria dan wanita, serta tidak menutup kemungkinan mempercepat menopause; serta meningkatkan jumlah oksidan dan radikal bebas dalam tubuh. Gangguan pada proses angiogenesis mengakibatkan menurunnya jumlah asupan darah ke dalam tulang. Dalam jurnal tersebut turut mengungkapkan bahwa perokok pasif dapat mengalami gangguan osteoporosis dan musculoskeletal yang sama dengan perokok aktif.
Betapa berbahayanya efek nikotin, tar dan berbagai zat lain yang terkandung dalam rokok bagi kesehatan kita. Yuk, mulai hidup sehat dengan mengurangi dan berhenti merokok bagi perokok, serta hindari area merokok bagi yang tidak merokok.
Referensi :
Al-Bashaireh, A.M., Haddad, L.G., Weaver, M., et al. 2018. The Effect of Tobacco Smoking on Bone Mass: An Overview of Pathophysiologic Mechanisms. Journal of Osteoporosis, 2018:1206235.
Alodokter, 2024a. 9 Kandungan Rokok yang Berefek Mengerikan untuk Tubuh. Diperoleh dari https://www.alodokter.com/9-kandungan-rokok-yang-berefek-mengerikan-untuk-tubuh. Diakses pada 11 Mei 2025.
Alodokter, 2024b. Kecanduan Nikotin. Diperoleh dari https://www.alodokter.com/kecanduan-nikotin. Diakses pada 11 Mei 2025.
GoodStats, 2024. Pengeluaran BPJS Dihabiskan Karena Merokok. Diperoleh dari https://goodstats.id/article/pengeluaran-bpjs-dihabiskan-karena-merokok-nXDDM. Diakses pada 11 Mei 2025.
OrthoInfo, 2024. Smoking and Musculoskeletal Health. Diperoleh dari https://orthoinfo.aaos.org/en/staying-healthy/smoking-and-musculoskeletal-health/. Diakses pada 11 Mei 2025.
SehatNegeriku, 2024. Perokok Aktif di Indonesia Tembus 70 Juta Orang, Mayoritas Anak Muda. Diperoleh dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240529/1545605/perokok-aktif-di-indonesia-tembus-70-juta-orang-mayoritas-anak-muda/. Diakses pada 11 Mei 2025.
Sumber gambar:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2024/05/IMG_0478-750x536.jpeg
https://alurnews.com/wp-content/uploads/2024/07/bahaya_rokok.png